Tim Liputan 6 SCTV
20/03/2012
17:32
Liputan6.com, Jakarta: Pertarungan
politik memperebutkan posisi orang nomor satu di Provinsi DKI Jakarta segera
dimulai. Hingga penutupan masa pendaftaran tadi malam, ada enam pasangan bakal
calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang mendaftar baik dari jalur
partai politik maupun independen.
Dari jalur parpol, PDI Perjuangan berkoalisi dengan Partai Gerindra mengusung pasangan Joko Widodo dan Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok. Sementara Partai Golkar menggandeng PPP dan Partai Damai Sejahtera mencalonkan Alex Noerdin dan Nono Sampono.
Sedangkan Fauzi Bowo yang berpasangan dengan Nachrowi Ramli diusung koalisi Partai Demokrat, PAN, PDS, Hanura dan PKB. Partai Keadilan Sejahtera menjadi satu-satunya partai yang maju tanpa berkoalisi. PKS mengusung Hidayat Nurwahid dan Didik J. Rachbini. Dari jalur independen, Faisal Basri berpasangan dengan Biem Benjamin, sementara Hendardji Soepandji berpasangan dengan A. Riza Patria.
Namun, posisi para bakal calon itu belum tentu aman. Eksistensi pasangan Alex Noerdin dan Nono Sampono, misalnya, terancam akibat perpecahan di tubuh partai pendukung, yakni Partai Damai Sejahtera (PDS).
Sejauh ini PDS terpecah dengan memberikan dukungan kepada dua bakal calon, yakni Alex Noerdin dan Fauzi Bowo. Jika suara PDS untuk Alex Noerdin hilang, maka pasangan itu terancan didiskualifikasi karena jumlah kursi partai di DPRD tidak mencapai syarat minimal, yakni 15 kursi.
Di jalur independen, pasangan Faisal Basri dan Biem Benyamin juga masih harus menambah 190.756 dukungan untuk memenuhi syarat pencalonan. Kondisi ini bisa membuat jumlah pasangan yang akan maju ke Pemilukada DKI Jakarta Juli nanti bisa berkurang.
Proses pencalonan juga membuat Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok mengundurkan diri dari Golkar karena maju sebagai bakal calon wakil gubernur yang diusung PDI Perjuangan dan Partai Gerindra.(IAN)
Dari jalur parpol, PDI Perjuangan berkoalisi dengan Partai Gerindra mengusung pasangan Joko Widodo dan Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok. Sementara Partai Golkar menggandeng PPP dan Partai Damai Sejahtera mencalonkan Alex Noerdin dan Nono Sampono.
Sedangkan Fauzi Bowo yang berpasangan dengan Nachrowi Ramli diusung koalisi Partai Demokrat, PAN, PDS, Hanura dan PKB. Partai Keadilan Sejahtera menjadi satu-satunya partai yang maju tanpa berkoalisi. PKS mengusung Hidayat Nurwahid dan Didik J. Rachbini. Dari jalur independen, Faisal Basri berpasangan dengan Biem Benjamin, sementara Hendardji Soepandji berpasangan dengan A. Riza Patria.
Namun, posisi para bakal calon itu belum tentu aman. Eksistensi pasangan Alex Noerdin dan Nono Sampono, misalnya, terancam akibat perpecahan di tubuh partai pendukung, yakni Partai Damai Sejahtera (PDS).
Sejauh ini PDS terpecah dengan memberikan dukungan kepada dua bakal calon, yakni Alex Noerdin dan Fauzi Bowo. Jika suara PDS untuk Alex Noerdin hilang, maka pasangan itu terancan didiskualifikasi karena jumlah kursi partai di DPRD tidak mencapai syarat minimal, yakni 15 kursi.
Di jalur independen, pasangan Faisal Basri dan Biem Benyamin juga masih harus menambah 190.756 dukungan untuk memenuhi syarat pencalonan. Kondisi ini bisa membuat jumlah pasangan yang akan maju ke Pemilukada DKI Jakarta Juli nanti bisa berkurang.
Proses pencalonan juga membuat Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok mengundurkan diri dari Golkar karena maju sebagai bakal calon wakil gubernur yang diusung PDI Perjuangan dan Partai Gerindra.(IAN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar